PRAGMATISME "JOHN DEWEY"

  1. Ia meramu pemikiran Hegelian L Kantian yang idealis dengan logika CS Peirse, dan humanisme William James --> menjadi eksperimentalisme/instrumentalisme. Contoh: Hukum bagi dia bukan sebagai yang normatif, melainkan sebagai instrumen untuk mencapai kebaikan.
  2. Yang penting bukan benar/tidaknya pengetahuan, tapi sejauh mana kita bisa memecahkan masalah dalam hidup kita ini.
  3. Bukan konsep-konsep sendiri yang benar, tapi ide-ide baru menjadi benar dalam rangka proses penggunaan oleh manusia (pengetahuan itu dinamis),
  4. Pentingnya pengalaman dan menyelidiki serta mengolahnya secara-aktif kreatif.
  5. Pemikiran : benar apabila pandangannya berdasarkan pada sikap & upaya yang aktif, kreatif, dinamis, pluralis serta progresif.
  • misal: beragama--> tunjukkan upaya terus menerus/selalu menyempurnakan ibadahnya. bukan jumud, bukan fanatik, bukan merasa benar sendiri.

EKSISTENSIALISME "MARTIN HEIDEGGER"

Pemikiran dan metodenya :

  1. Ditujukan pada pemecahan konkrit masalah "berada". Sebab selama ini pengertian kita tentang itu masih "samar".
  2. "Berada" hanya dapat dijawab lewat "mitologi", artinya jika dihubungkan dengan manusia dan dicari artinya dalam hubungannya dengan itu. Agar usaha itu berhasil mereka harus gunakan "fenomenologi" --> sebagai metode. yang penting apa arti "berada".
  3. Satu-satunya "berada" yang dengan sedirinya dapat dimengerti sebagai "berada" adalah beradanya manusia.
  4. Harus dibedakan antara "sein" = barada/manusia dengan "seinde" = yang berada/benda. Benda-benda hanya "varhanden" = jika dipandang pada dirinya sendiri, hanya terletak begitu saja didepan orang tanpa adanya hubungan dengan orang itu.
  5. Manusia --> bberdiri sendiri tanpa mengambil tempat di tengah-tengah dunia sekitarnya. Dengan demikian berarti ia "berada" bukan "yang berada".
  • Keberadaan manusia disebut "dasein" = berada di sana, di tempat. Untuk itu, manusia harus keluar dari dirinya sendiri dan berdiri di tengah-tengah segala yang berada.
  • Dasein manusia disebut juga eksistensi = benda dalam dunia. Misal : kayu bakar dll.
  • Secara fenomenologis : hubungan manusia dan dunianya bersifat praktis = ia sibuk dengan dunia/mengerjakan dunia (besargen=menyela-nyelakakan)
  • Di dunia, manusia berbuat. Berbuat : Praktis & teoritis (manusia diam). Praktis : manusia bertemu benda-benda dan berbuat dengan benda-benda itu. contoh : kayu jadi kursi, dll.
  • Dalam hidupnya dengan alam sekitar, manusia bersikap praktis. Dengan demikian, manusia sebenarnya terbuka dengan dunianya.
Keterbukaan manusia bersumber pada 3 hal :
  1. Befindlicheit : kepekaan, diungkap dalam bentuk perasaan/emosi, rasa senang, kecewa, dll.
  2. Verstehen : mengerti/memahami, bukan pengertian biasa tetapi yang mendalam. sadar = sadar akan "beradanya", dengan itu seluruh dunia = berarti. Ia harus buat rencana terhadap dunia harus diapakan.
  3. Rade : berbicara, mewujudkan asas yang eksisensial bagi kemungkinan untuk berbicara & berkomunikasi kata berhubungan dengan arti :
  • Manusia adalah makhluk yang berbicara. Sambil berbicara ia mengungkapkan diri (eksis).
  • Manusia yang tidak eksis = mati.
  • Mati bukan makna sebenarnya (meninggal), tapi memustahilkan segala kemungkinan dari diri kita.

KIRIM SMS GRATIS

Powered by Blogger